Kamis, 16 Desember 2010

Finalis Amazing Race Pertama dari Indonesia

Dalam program reality show kompetisi perjalanan keliling dunia The Amazing Race Asia (Tara) season 4, Hussein Baron Sutadisastra dan Natasha Sutadisastra berhasil menjadi tim Indonesia pertama yang masuk final bersama tim Filipina (The Richards) dan tim Singapura (Claire n Michelle). Meski gagal memperebutkan uang tunai USD 100 ribu, prestasi mereka membanggakan. Mereka adalah pasangan ayah dan anak perempuan pertama sepanjang kompetisi tersebut diadakan. Hussein yang berusia 53 tahun juga merupakan peserta tertua.
Keduanya berhasil melalui perjalanan melelahkan dan penuh tantangan selama kurang lebih satu bulan. Mereka mengunjungi 8 negara, 15 kota dengan total jarak lebih dari 38.000 km. Melakoni berbagai tantangan ekstrem, mulai bungee jumping, ski, diving, rally car, hingga berjalan di atas tali pada ketinggian 55 kaki.
Saat ditemui dikediamannya, kompleks Saung Gintung, Cirendeu, Rabu (8/12), Natasha mengungkapkan rahasia bertahan dalam kompetisi itu. “Kami sangat tahu, banyak yang memandang sebelah mata karena usia Papa. Tapi, Papa punya banyak pengalaman, jauh di atas peserta lain. Maka, kami pakai strategi. Kelihatannya saja diam, tetapi akhirnya sampai juga kan,” terang perempuan yang melepaskan pekerjaan sebagai legal staff di sebuah perusahaan pertambangan demi mengikuti Tara itu.
Hussein yang berprofesi sebagai konsultan di bidang jasa komoditas bertaraf internasional itu mulai berpetualang sejak muda. Lulusan Agricultural Engineering University of Maryland, AS, tersebut pernah menaklukkan gunung tertinggi di Afrika, Gunung Kilimanjaro, saat masih remaja. Kemudian, waktu bekerja di Toronto, Kanada, dia juga pernah menyetir mobil selama empat hari menuju Houston. Belum lagi pengalamannya sebagai commercial diver saat bekerja di sebuah perusahaan diving offshore di Singapura.
Ketika ditanya hal terberatt selama race, Hussein menjawab saat harus menjalani tantangan ekstrem yang membutuhkan stamina tinggi. Salah satunya berjalan di atas tali di ketinggian. “Karena talinyaa tidak stabil dan bergoyang, itu memakkan waktu untuk menyelesaikannya dan berisiko tinggi,” terang Hussein.
Bapak empat anak itu mengalami pengalaman tidak enak saat menghadapi tantangan berjalan di atas tali di Sri Lanka. Ketika itu, dia terpelanting. Dagunya memar. Akhirnya, dia memutuskan untuk tidak berjalan, melainkan duduk di atas tali sampai mencapai titik yang dimaksud.
“Tapi karena duduk, akhirnya memakan waktu lebih lama dan lebih capek. Ketika sampai di ujung, saya malah disuruh turun karena katanya terlalu lama. Kesal juga itu. Akhirnya, kami putuskan untuk mengambil tantangan lain,” curhatnya.
Tantangan berjalan di atas tali itu kembali diulang saat episode final yang tayang di kanal AXN pada Kamis lalu (9/12). Melihat kans menjadi juara pertama hilang karena tim The Richards sudah unggul, Hussein memilih untuk tidak melakukan tantangan tersebut dan mengambil penalti berupa menunggu empat jam sebelum diizinkan menjalani tantangan selanjutnyaa.
“Papa selalu mengajarkan kepada saya untuk mencoba lebih dahulu. Tapi, semua manusia punya batas kemampuan dan kita tidak bisaa memaksa. Dan bagi saya, tantangan tersulit di kompetisi ini adalah komunikasi antara saya dan Papa. Bukan di challenge-nya,” tutur Natasha, lantas tersenyum.
Pada akhirnya, mereka berhasil sampai di pit stop, meski harus puas berada di urutan ketiga. “Rasanya campur-campur. Saya dan Natasha, sebagai tim Indonesia pertama dan juga peserta tertua, untuk kali pertama bisa masuk final dan menyelesaikan semua tantangan,” kata Hussein. Natasha menyatakan hal yang sama. “Saya bangga karena sayaa melakukan  semua petualangan dengan Papa. Itu tidak tergantikan,” tegas Natasha.
Dari kompetisi itu, mereka mendapatkan hadiah berupa wisata di Hilton Maladewa Maldives untuk dua orang selama tujuh hari senilai USD 6.000.
Sumber : JPNN.com