Kamis, 23 Desember 2010

Jangan Takutkan Usia GBK!..

JAKARTA - Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), atau yang sering kita dengar dengan nama GBK, hampir mencapai usia lima dasawarsa. Ya, SUGBK dibangun mulai 8 Februari 1960 dan diresmikan pada 21 Juli 1962.

Dalam pembangunan GBK, Uni Sovyet memberikan kredit lunak sebesar USD12,5 juta pada 23 Desember 1958. Biaya ini sudah termasuk dalam pembangunan kompleks GBK. GBK, dalam pembuatannya ternyata tidak semulus yang dibayangkan. GBK sempat terbakar pada 21 Oktober 1961 pukul 12.45 WIB, namun pembangunannya tetap dilanjutkan.

Awalnya, GBK memiliki kapasaitas 100.000 tempat duduk. Namun setelah direnovasi pada tahun 2007, berkurang menjadi 88.083. Dan pada nyatanya, leg kedua final AFF Suzuki Cup antara Timnas Indonesia dan Malaysia, Rabu (29/12/2010) mendatang, tiket yang disebar hanya 77.371.

Ketika disinggung masalah kapasitas GBK, staf Humas Pusat Pengelolaan Komplek GBK, bercerita: "Kapasitasnya tetap 88 ribu, untuk tiketnya kitaa tidak tau pastinya. Soalnya ada peruntukkan buat tamu dan panita. tapi kapasitas GBK saat ini tetap 88 ribu", ujar Obi Eko Purwanto, ketika berbincang dengan okezone, Rabu (22/12/2010), di kantor Humas Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

"Pada 2009 lalu, Walikota Moskow Yuri Luzhkov dan tim arsitektur Moskow, ada lima orang. Mereka melakukan studi banding GBK dengan stadion yang ada di Rusia dan China waktu Asian Games 2008, melihat GBK mereka berkomentar 'kami takjub dengan perawatan dan pemeliharaan gedung olahraga bertaraaf internasional ini yang baik'", lanjutnya bercerita kepada okezone. "Menurut mereka, stadion ini masih bisa digunakan 50 tahun kedepan", Ujarnya meyakinkan.

GBK yang sudah pernah direnovasi ini masih bisa digunakan untuk berbagaii event. Terbukti sudah beberapa kali pertandingan internasional dilakukan di GBK, terhitung mulai penyelenggaraan Piala Asia 2007 lalu, hingga Piala AFF 2010.

Mengingat uzurnya stadion GBK dan isu-isu yang simpang siur mengenai ketahanaan yang semakin lemah ditepis Obi. "Kalau waktu sorak-sorak terasa goyang, memang itu karena rancang bangunnya yang elastis, anti goyang", kilahnya.

"Bangunan ini memang dirancang untuk antisipasi bencana dan sudah amann. Mulai dari gempa, kebakaran, bahkan masalah drainasenya," lanjut Obi.

"Jangan salah loh mas, tahun 2007 waktu banjir besar kemarin GBK jadi kamp pengungsian buat korban banjir loh", ujarnya menegaskan.

"Perawatan yang baiik membuat GBK semakin mampu bertahan, stadion yang mirip GBK di Rusia masih kalah loh. Bukan kata saya loh, kata insinyur-insinyur Rusia yang datang 2007 lalu," tandas Obi.

Ranpinah, Kepala Subdivisi Humas, Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno, juga ikut bergabung dalam perbincangan hangatt kali ini. "Wah Mas, GBK ini sekarang sudah jadi warisan budaya loh, itu ada kepresnya, Kepres 94 tahun 2004 tanggal 18 oktober 2004," sambungnya.

Ketika ditanya soal perawatan GBK sendiri, Ranpinah berkilah, "Kami tidak tahu pastinya, karena bagian itu ada yang mengurusi, tapi setiap harinya ada 34 orang petugas."

"Kalau keluhan kaya WC yang becek, itu kan salah penontonnya sendirii, biasanya mereka buang puntung rokok atau tisu ke dalam WC. Tapi petugas kami selalu membersihkannya," tambah Ran, sapaan akrabnya.

"Intinya, perawatann berdasarkan keiklasan, rasa memiliki yang tinggi, kesadaran yang tinggi sebagai penghargaan untuk sebuah monumen nasional," tegas Ran.
sumber : http://bola.okezone.com/read/2010/12/24/51/406703/jangan-takutkan-usia-gbk