Kamis, 06 Januari 2011

Temuan Vaksin MMR Sebabkan Autis Hanya Tipuan dari Ilmuwan

Jakarta, Selama satu dekade banyak orangtua yang sangat ketakutan anaknya divaksin MMR (campak, gondongan dan rubela) karena ada temuan yang menghubungkan vaksin MMR dapat menyebabkan anak autis. Penemuan tersebut ternyata hanya tipuan yang dibuat ilmuwan yang kini kedoknya mulai terbongkar.

British Medical Journal (BMJ) edisi Rabu 5 Januari 2011 dalam editorialnya menulis bagaimana sang ilmuwan melakukan penipuan yang telah membuat orangtua di dunia begitu ketakutan. Hubungan antara vaksin MMR dan autis adalah salah satu kontroversi medis terbesar dalam dekade terakhir.

Ilmuwan yang menemukan vaksin MMR dapat menyebabkan anak autis adalah Dr Andrew Wakefield, mantan ahli bedah Inggris. Dia adalah orang pertama yang mempublikasikan penelitiannya tahun 1998 yang menyatakan bahwa terdapat hubungann antara vaksin MMR (measles, mumps and rubella) atau vaksin campak, gondongan dan rubela dan autis.

Tapi rekam medis pasien yang dijadikan dasar penelitian Wakefield akhirnya membongkar penipuan yang dilakukannya.

"Ada bukti nyata dari pemalsuan data, dan sekarang bagaimana harus menutup 'pintu ketakutan' yang menyatakan vaksin ini berbahaya," tulis penulis editorial BMJ, seperti dilansir ABC News, Kamis (6/1/2011).

Menurut editorial BMJ, Wakefield mendapat dukungan finansial untuk hasil temuannya yang diduga terlibat dalam perkara gugatan terhadap produsen vaksin MMR.

Laporan berita Inggris mengatakan Wakefield dipekerjakan sebagai konsultan oleh pengacara yang mencoba menggugat produsen vaksin. Sebagai kompensasinya, Wakefield mendapat dana sekitar 750 ribu dolar atau lebih dari Rp 7 miliar.

"Editorial tentang penipuan ini mungkin tidak cukup untuk menghalangi banyak orang yang percaya dengan klaim Wakefield, dan tidak peduli seberapa kuat bukti-bukti ilmiah," kata Dr Paul Offit, Kepala Seksi Penyakit Menular di Children's Hospital di Philadelphia.

Menurutnya, tidak adil BMJ menyebutnya penipuan. "Karena sebagai penipuan Anda harus memiliki niat jahat," lanjut Offit.

"Tapi jika Anda memberikan Wakefield tes detektor kebohongan dan bertanya apakah ia mengira MMR menyebabkan autisme, dia akan mengatakan ya. Dan ia mungkin akan berlalu, karena ia memegang hal tersebut sebagai salah satu keyakinan agama," jelas Offit.

Klaim Wakefield, pertaama kali diterbitkan dalam jurnal The Lancet, sejak saat itu klaim tersebut telah benar-benar mendiskreditkan dan menjelekkan citra vaksin MMR. Dan meski laporan tersebut telah ditarik dari jurnal pada bulan Februari 2010, tetapi masih dikutip oleh beberapa dokter dan banyak orangtua dengan anak autisme.

Contoh orang yang tertipu klaim Wakefield adalah Collen McGrath (42 tahun) dari San Diego. Anak McGrath tidak mengalami autisme, tetapi sebagai guru di playgroup, ia dan rekannya mulai bertanya-tanya apakah benar vaksin dapat menyebabkan gangguan perkembangan.

Pada saat itu, McGrath menahan diri dan tidak memberikan anaknya vaksin, yang sekarang sudah berusia 9 tahun.

"Saya tidak tahu apakah benar atau salah. Tapi saya mengambil tindakan pencegahan berdasarkan dari apa yang saya teliti, lihat dan dengar dari teman, guru dan orangtua lainnya," jelas McGrath.

Meski temuan Wakefield tahun 1998 hanya menunjukkan hubungan antara autisme dan vaksin MMR, tapi akhirnya kecurigaan masyarakat menyebar ke hampir semua vaksin yang rutin diberikan, tidak hanya vaksin MMR.

"Orang-orang jauh lebih terikat oleh rasa takut daripada alasan," kata Offit.

Menurut laporan tahun 2010 oleh Pusat pengendalian dan pencegah penyakit AS (CDC), lebih dari 90 persen anak-anak usia sekolah yang divaksinasi MMR di sebagian besar sekolah nasional.

"Wakefield membuat klaim luar biasa tanpa bukti yang luar biasa. Satu-satunya cara untuk masalah ini dan menghilangkan ketakutan masyarakat tentang auitisme adalah kita harus memiliki penyebab yang jelas dari autisme tersebut," kata Offit.

Profil Dr Andrew Wakefield

Andrew Wakefield dilahirkan pada tahun 1957 dari sebuah keluarga dokter. Ibunya adalah seorang dokter umum dan ayahnya adalah ahli saraf.

Wakefield sejak awaal mendalami ilmu bedah operasi dan menjadi seorang ahli bedah transplantasi. Saat melakukan penelitian tersebut dia bekerja di Rumah Sakit Royal Free di Hampstead Inggris. Wakefield yang juga pegawai NHS Inggris ini akhirnya mengundurkan diri dari NHS tahun 2001 karena menurutnya ia ditekan atas hasil penelitiannya.

sumber : http://www.detikhealth.com/read/2011/01/06/104124/1540333/763/temuan-vaksin-mmr-sebabkan-autis-hanya-tipuan-dari-ilmuwan