JAKARTA - Perusahaan bisnis analitik, SAS, memperoleh pendapatan global sebesar USD2,43 miliar pada 2010, atau meningkat sebesar 5,2 persen dibandingkan dengan tahun 2009.
CEO SAS, Jim Goodnight, mengatakan jika pertumbuhan ini merupakan pengakuan bahwa ledakan jumlah data saat ini dapat dianalisa untuk memprediksi sesuatu yang belum terjadi. Dalam kategori business analytics, menurut Goodnight, pendapatan meningkat sebesar 26 persen.
Erwin Sukiato, Country Manager SAS Indonesia mengatakan bahwa tahun ini, SAS optimis meraih pertumbuhan double-digit seiring dengan meningkatnya permintaan akan business analytics di beberapa sektor.
"Di Indonesia, business analytics diperlukan oleh perbankan, telekomunikasi, pembiayaan, asuransi dan juga lembaga pemerintah. Melalui analitik, kami dapat membantu perusahaan untuk mencapai target bisnis mereka," ujar Erwin, dalam keterangan resminya, Senin (31/1/2011).
Seperti yang biasa dilakukan, SAS menginvestasikan kembali pendapatan substansialnya, sebanyak 24 persen, untuk penelitian dan pengembangan. SAS juga menambah karyawan sebesar 2,4 persen.
"Kami memulai tahun 2010 dengan prestasi peringkat Nomor 1 di Amerika sebagai FORTUNE's Best Companies to Work For, dan kami sudah memulai agar kembali memperoleh posisi Nomor 1 di 2011," tambah Goodnight.
"Peringkat ini menunjukkan jika kami serius dalam membantu karyawan menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka sehingga mereka dapat fokus untuk memberikan software berkualitas tinggi dan juga layanan yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Karyawan yang berkomitmen dan berbakat merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan dengan dasar ilmu pengetahuan seperti SAS. Mereka menjaga penawaran-penawaran kami meski pada masa-masa sulit," paparnya.
Pada 2010, perusahaan di seluruh dunia mencari analitik untuk membuat keputusan bisnis yang relevan dan tepat. Analitik tercatat mengalami pertumbuhan double-digit dalam hampir semua solusi industri, yaitu pendidikan, energi dan pemanfaatannyaa, pemerintahan, kesehatan dan ilmu pengetahuan. Pendapatan dari solusi customer intelligence dan resiko serta manajemen penipuan (fraud management) menunjukkan tingkat pertumbuhan dalam double digits, dan dalam beberapa kasus mencapai triple digits, antar industri tersebut.
Tingkat pertumbuhan double-digit yang tercatat di seluruh dunia adalah business intelligence, customer intelligence, manajemen data, kinerja keuangan dan manajemen strategi, ilmu pengetahuan, perdagangan, manajemen resiko dan penipuan, dan solusi supply chain.
Amerika berkontribusi sebesar 46 persen dari total pendapatan; Eropa, Timur Tengah dan Afrika (EMEA) sebesar 42 persen; dan Asia Pasifik 12 persen. Di pasar Negara berkembang memperoleh prosentase double-digit yaitu di beberapa Negara Asia dan Amerika Latin serta Timur Tengah.
Mengingat tahun 2011 sedang berjalan, kondisi ekonomi yang tidak pasti dan pertumbuhan data digital yang eksponensial akan menjadi tantangan dan juga peluang bagi perusahaan. Solusi industri tertentu dan antar industri yang dibangun dengaan Framework SAS Business Analytics dapat memecahkan masalah kompleks perusahaan – dari meningkatkan hubungan pelanggan hingga mengurangi penipuan dan resiko. SAS High-Performance Computing, diperkenalkan pada pertengahan 2010 sebagai solusi perbankan dan ritel, membantu menyelesaikan permasalahan dalam catatan waktu, dalam beberapa kasus secara real time, melalui distribusi tugas analitik di beberapa prosesor.
"Efek jangka panjang krisis ekonomi masih belum diketahui tetapi saya yakin tentang masa depan kami jika melihat hasil pendapatan kita tahun ini dan berdasarkan pembicaraan kami dengan pelanggan di tiap industri tentang peningkatan proses bisnis mereka melalui analitik," ujar Senior Vice President SAS, Jim Davis.
sumber : http://techno.okezone.com/read/2011/01/31/325/419944/pendapatan-bisnis-analitik-sas-tumbuh-5-2
Diposting oleh
i
di
08.08