Kamis, 18 Agustus 2011

Aspirin Ampuh Cegah Preeklampsia

PENGGUNAAN aspirin pada kehamilan, terutama pada trimester pertama masih bersifat kontroversial. Ada yang menyarankan sebaiknya dihindari, karena mungkin akan memiliki risiko teratogenik terhadap janin yang dikandung. Aspirin juga disebut-sebut memberi efek samping pada ibu hamil dan perkembangan fetus. 

Namun, berdasarkan petunjuk NHS, aspirin selama kehamilan justru dapat mencegah preeklampsia -yang biasa disebut dengan keracunan kehamilan- terhadap ribuan perempuan. Berdasarkan pedoman NHS, mengambil aspirin selama masa-masa kehamilan bisa menyelamatkan ribuan perempuan terhadap suatu kondisi yang dapat mengancam kehidupan ibu dan bayi. 

Obat penghilang rasa sakit tersebut menghilangkan risiko mengalami preeklampsia yang meningkatkan tekanan darah, yang menyebabkan stroke, bahkan kematian. Begitu yang dikutip dari Daily Mail.

Hal ini lebih sering terjadi pada kehamilan pertama, dan dapat menyebabkan kelahiran prematur, kematian pada kelahiran, dan bayi yang lahir lebih kecil daripada rata-rata. 

Sebanyak 20 ibu pada kehamilan pertama mengalami preeklampsia, sementara sekira 20 perempuan meninggal setiap tahunnya dari kondisi yang terkait dengan tekanan darah tinggi. Diperkirakan untuk kehidupan 600 bayi setahun. 

Satu-satunya pengobatan adalah, memberikan bayi awal dengan caesar darurat. National Institute for Health and Clinical Excellence merekomendasikan, wanita dengan tekanan darah tinggi berisiko mengalami preeklampsia sedang sampai tinggi bisa mengambil aspirin dosis rendah (75 mg).

Menurut pedoman untuk NHS di Inggris dan Wales, langkah ini harus diambil setiap hari dari 12 minggu masa kehamilannya.

Meski begitu, hal tersebut tidak secara rutin menjadi resep untuk wanita hamil yang berisiko dan NICE berharap saran tersebut akan menjamin standar yang konsisten.

Tetapi para ahli memperingatkan, bahwa perempuan tidak boleh mengobati diri sendiri karena mungkin ada risiko lain jika mereka asma atau memiliki masalah pada perut.