Jumat, 19 Agustus 2011

Amuba Pemakan Otak Tewaskan Tiga Orang

Korban-korban ini meninggal setelah berenang di mata air panas, sumber air hangat dan membilas hidung dengan air keran. Kejadiannya setipe yakni usai menyentuh air-air itu. Tidak disangka-sangka, air-air itu mengandung amuba pemakan otak yang menyebabkan kerusakan otak parah.
http://images.detik.com/content/2011/08/19/763/amuba-cdc-dlm.jpg
Pada Juni 2011, seorang pria di Louisiana meninggal karena infeksi amuba Naegleria fowleri setelah membilas hidungnya di air keran. Kejadian kedua pada 14 Agustus 2011, seorang gadis berusia 16 tahun di Florida AS juga meninggal akibat infeksi yang sama setelah berenang di air hangat, seperti dilansir Livescience, Jumat (19/8/2011).

Terakhir, seorang bocah berusia 9 tahun di Virginia, Amerika Serikat baru-baru ini juga meninggal dunia akibat meningoensefalitis amoebic primer, yaitu infeksi yang disebabkan oleh amuba Naegleria fowleri. Ia meninggal setelah berenang di mata air panas.

Penyakit meningoensefalitis amoebic primer jarang muncul dan hampir tidak dapat diobati. Menurut Centers for Disease Control (CDC) AS, selama rentang tahun 2001 hingga 2010 terdapat laporan sebanyak 32 kasus. Sedangkan dari beberapa obat yang berhasil diuji coba di laboratorium, hanya sedikit yang terbukti dapat menyelamatkan pasien dari terinfeksi.

Amuba Naegleria fowleri dapat berakibat fatal karena menyerang sistem saraf pusat. Peradangan bermula dari saraf penciuman dan berkembang cepat menjalar ke belahan otak, batang otak, fosa posterior dan sumsum tulang belakang. Amuba ini banyak berkembang biak di mata sumber air hangat.

Infeksi amuba ini tidak dapat diobati, salah satunya karena gejala baru akan muncul tujuh hari setelah paparan dengan amuba, sama seperti meningitis bakteri.

Gejalanya meningoensefalitis amoebic primer antara lain sakit kepala, demam, anoreksia, muntah, peradangan meningeal, perubahan kondisi mental dan koma. Selain itu, meningoencephalitis amuba primer biasanya hanya dapat didiagnosis dengan otopsi, sama halnya meningitis bakteri.

Menurut CDC, kunci diagnosis hanyalah pada hal-hal yang dilakukan pasien sebelum meninggal, terutama jika pasien sebelumnya sehat bugar kemudian muncul gejala setelah seminggu sebelumnya terkena air hangat. Tanda-tanda lainnya seperti gejala meningitis bakteri yang dapat diketahui melalui pada CT scan kepala.

Balai epidemiologi Virginia menghimbau agar masyarakat menyadari risiko sebelum berenang, terutama selama musim tidak ada hujan dengan suhu tinggi dan agar menghindari berenang di dalam air yang tenang atau berarus lambat.

Pada tahun 2008, CDC sempat melaporkan bahwa sejauh ini sudah ditemukan 121 kasus serupa dari tahun 1937 hingga 2007, namun hanya satu yang berhasil diselamatkan.

Sebuah laporan di tahun 1982 dalam New England Journal of Medicine mengungkapkan, seorang gadis California 9 tahun berhasil diobati setelah tertular infeksi saat berenang di mata air panas di Hutan Nasional San Bernardino.