Bayangkan mengambil satu pil tapi dapat menyembuhkan hampir semua infeksi virus. Para peneliti di Massachusetts Institute of Technology di Amerika Serikat mengklaim telah mengembangkan obat yang sejauh ini dapat membunuh banyak virus yang sudah diuji secara laboratoris.
Seperti dilansir dari VOANews, Kamis (25/8/2011), obat yang dikenal dengan singkatan DRACO, mengandung bahan kimia yang dapat bekerja dengan menyerang sel virus yang terinfeksi dan menyebabkan sel virus dapat merusak diri.
Ketika virus menginfeksi sel-sel hewan, virus memasukkan potongan-potongan inti genetik berupa helai asam nukleat kompleks yang disebut RNA yang mengatur fungsi sel dengan beralih gen atau mati. RNA virus merupakan untai tunggal RNA dalam sel hewan untuk membentuk molekul yang unik disebut double-stranded RNA.
"Dengan terbentuknya untai ganda molekul RNA, Draco dapat masuk ke dalam sel yang terinfeksi virus," kata Todd Rider, seorang ilmuwan senior di MIT’s Lincoln Laboratory, dimana DRACO dikembangkan.
Rider mengatakan bahwa ketika DRACO mendeteksi sel dengan double-stranded RNA, maka obat ini akan mengaktifkan sel yang disebut sel 'bunuh diri'. Sel-sel manusia memang diprogram untuk merusak diri sendiri jika sel-sel tersebut mulai tumbuh di luar kendali.
"Jika sebuah sel berubah menjadi sel kanker, sel tersebut akan mencoba untuk membunuh dirinya sendiri," kata Rider. Cara kerja obat DRACO adalah dengan mengaktifkan saklar sel bunuh diri disetiap RNA untai ganda. Jadi, obat ini akan dapat membunuh setiap sel yang terinfeksi virus.
"DRACO telah berhasil diuji dalam piring petri terhadap 15 virus yang menyebabkan segala gejala dari pilek. Sejauh ini DRACO telah dapat menyembuhkan pilek, yaitu empat strain yang berbeda dari rhinovirus," kata Rider.
DRACO juga dapat digunakan untuk menyembuhkan influenza H1N1, yang merupakan dua strain yang berbeda. DRACO juga telah dapat menyembuhkan virus yang menyebabkan sakit perut, virus polio, berbagai adenovirus DNA, demam berdarah dengue dan beberapa jenis arenavirus dan bunyavirus. Infeksi arenavirus dan bunyavirus dapat menyebabkan radang otak.
"DRACO juga akan diujicobakan pada virus HIV," kata Rider. Sebuah obat antivirus spektrum luas yang bekerja melawan HIV dapat sangat berguna karena beberapa orang dapat mengalami resistensi terhadap obat anti-retroviral (ARV).
Anthony Fauci, direktur US Institute of Allergy and Infectious Diseases, setuju bahwa mungkin DRACO berpotensi bekerja melawan virus HIV. Namun Fauci mengatakan, bahwa berbagai obat yang efektif juga telah tersedia untuk mengobati HIV. Sehingga obat ini akan lebih berguna untuk melawan infeksi virus yang belum memiliki obat yang baik.
Fauci mengatakan dalam penelitian sekarang ada kecenderungan mikroba yang memungkinkan dapat menangkap semua obat seperti vaksin flu universal yang akan melindungi terhadap semua strain influenza. Sedangkan DRACO mempunyai potensi dapat menghilangkan semua jenis infeksi virus.
"Semakin banyak mempelajari mengenai dasar-dasar fundamental dari biologi virus, biologi bakteri, dan biologi mikroba lainnya, semakin banyak peluang dapat mengembangkan antivirus dengan spektrum luas," kata Fauci.
Rider memprediksi perlu satu dekade lagi untuk menunggu DRACO siap untuk penggunaan umum. Penelitian yang menjelaskan sifat antivirus obat DRACO telah diterbitkan dalam jurnal PLoS One.