National Academy of Sciences (Sumber: flickr)
Hal ini tampak pada hasil penelitian yang dimuat dalam prosiding jurnal National Academy of Sciences. “Nilai tes IQ tidak mencerminkan kecerdasan anak atau orang dewasa yang sebenarnya ketika tes dilakukan saat seseorang tidak memiliki konsekuensi atas nilai baik dan buruk,” kata Angela Lee Duckworth, psikolog Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, kepada livescience.com.
Tinggi rendahnya nilai tes IQ tidak hanya diukur dari kecerdasan, tetapi jua motivasi saat mengikuti tes IQ. Dari 2.000 anak yang diteliti, menunjukan mereka yang ikut tes IQ dengan diberi isentif uang atau permen, nilai IQ-nya akan lebih tinggi dibanding yang tidak diberi insentif. Psikolog Robert Sternberg dai Universitas Negeri Oklahoma mengatakan, penelitian ini penting karena penelitian lain menunjukan motivasi sebagai hal dominan dalam menilai konerja seseorang. Ini yang membuat banyak masyarakat Asia mengutaman membangun motivasi dibanding mengacu nilai ters IQ. (**)
Sumber: Kompas, April 2011
