Sabtu, 25 Juni 2011 - "Hal yang mengejutkan untuk disadari adalah bahwa meskipun warna burung terlihat begitu sangat beragam dan indah bagi kita, tapi kita adalah buta warna jika dibandingkan dengan burung."
Warna-warna burung yang brilian telah mengilhami penyair dan pecinta alam, namun para peneliti dari Universitas Yale dan Universitas Cambridge menyatakan bahwa warna-warna tersebut hanya mewakili sebagian kecil dari apa yang mampu dilihat oleh burung.
emuan ini didasarkan pada studi sistem visual burung, dilaporkan dalam jurnal Behavioral Ecology edisi 23 Juni, menunjukkan bahwa selama jutaan tahun evolusi, warna bulu berangkat dari warna yang suram hingga menjadi warna terang seiring burung secara bertahap memperoleh kemampuan untuk membuat pigmen baru dan struktural warna.
“Pakaian kita warnanya cukup menjemukan sebelum adanya penemuan pewarna anilin, tapi kemudian warna menjadi murah dan terjadi ledakan pakaian warna-warni yang kita pakai saat ini,” kata Richard Prum, kepala dan Profesor William Robertson Coe di Departemen Ornitologi, Ekologi dan Biologi Evolusi, yang juga adalah penulis pendamping dalam makalah studi. “Hal yang sama sepertinya telah terjadi pula pada burung.”
Selama bertahun-tahun para ilmuwan telah berspekulasi bagaimana burung memperoleh warna mereka, namun studi Yale/Cambridge merupakan yang pertama yang mempertanyakan apakah keragaman warna burung sebenarnya terlihat oleh burung itu sendiri. Ironisnya, jawabannya adalah bahwa burung melihat warna yang lebih banyak dari manusia, dan burung pun mampu melihat warna yang lebih banyak lagi dari apa yang mereka miliki pada bulu mereka. Burung memiliki kerucut warna tambahan di retina mereka yang sensitif terhadap kisaran ultraviolet sehingga mereka melihat warna-warna yang tak terlihat oleh manusia.
Seiring waktu, burung telah mengevolusikan kombinasi warna yang mempesona termasuk berbagai pigmen melanin (pigmen yang memberi warna pada kulit manusia), pigmen karotenoid (pigmen yang berasal dari pola makan mereka), dan warna struktural, contohnya seperti mata biru pada manusia. Studi ini menunjukkan bahwa warna struktural menghasilkan bagian terbesar dari keanekaragaman warna pada bulu burung, meskipun relatif jarang di kalangan burung.
Penulis pendamping Maria Caswell Stoddard dari Cambridge, yang mulai meneliti sistem visual burung saat sebagai sarjana di Yale, ingin tahu mengapa burung belum mengembangkan kemampuan untuk memproduksi, misalnya, warna kuning atau merah ultraviolet pada bulu mereka – warna-warna yang tak terlihat oleh manusia tapi terlihat oleh burung sendiri.
“Kami tak tahu mengapa warna bulu terbatas pada subset ini,” kata Stoddard. “Keluar dari warna gamut mungkin mustahil untuk dibuat dengan mekanisme yang tersedia atau mungkin itu merugikan.”
“Itu tidak berarti bahwa palet warna pada burung akhirnya mungkin tidak berkembang pada perluasan ke warna baru,” kata Prum.
“Burung hanya bisa membuat sekitar 26 hingga 30 persen dari warna yang mampu mereka lihat namun mereka telah bekerja keras selama jutaan tahun untuk mengatasi keterbatasan ini,” kata Prum. “Hal yang mengejutkan untuk disadari adalah bahwa meskipun warna burung terlihat begitu sangat beragam dan indah bagi kita, tapi kita adalah buta warna jika dibandingkan dengan burung.”
Kredit: Universitas Yale
Jurnal: M. C. Stoddard, R. O. Prum. How colorful are birds? Evolution of the avian plumage color gamut. Behavioral Ecology, 2011; DOI: 10.1093/beheco/arr088